SEKAPUR SIRIH KETUA OSIS

Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya kepada kita semua, salawat dan salam marilah kita mohonkan kepada allah agar disampaikannya kepada junjungan alam Nabi Besar Muhammad SAW.
Tidak ada yang tidak bisa kita lakukan jika ada kemauan, usaha, doa, dan tawakal. Hal itulah yang seharusnya siswa/siswi SMAN 3 BATUSANGKAR renungkan dan dijadikan sebagai motivasi dalam keseharian. SMAN 3 BATUSANGKAR sebagai sekolah dengan program layanan keunggulan adalah suatu pabrik yang nantinya akan memproduksi para pemuda/pemudi calon pemimpin masa depan yang cerdas IPTEK dan mapan IMTAQ nya.
SMAN 3 BATUSANGKAR menjadikan siswa/siswinya untuk mandiri dan berakhlak mulia, mengusai teknologi, peduli terhadap alam dan lingkungan sekitar yang tentunya nanti akan mengantarkan kita semua ke jenjang pendidikan yang yang lebih tinggi dan lebih baik lagi. Murid SMAN 3 BATUSANGKAR merupakan siswa/siswi pilihan, tidak hanya memiliki kemampuan akademis namun juga memiliki berbagai macam talenta. Karena itu OSIS sebagai satu-satunya organisasi resmi siswa di sekolah akan terus berusaha menyediakan wadah untuk mengembangkan bakat dan kemampuan akademis maupun non akademis dari siswa/siswi SMAN 3 BATUSANGKAR.
Namun demikian perlu kita pahami jalan hidup tak selamanya lurus, kadang berintang dan kadang bergelombang . Oleh sebab itu kita harus tetap semangat dan pantang menyerah dalam menghadapi hidup ini. Ingatlah sesuatu hal yang besar itu tidak terjadi begitu saja, namun sesuatu hal yang besar itu merupakan rangkaian dari hal-hal yang kecil yang dilaksanakan dengan baik dan sempurna.

TERTANDA


NILWAN WIZE ANANDA Z.
(Ketua OSIS tahun 2010 / 2011)

Tahun Baru,Semangat Baru


Tahun baru telah berapa hari bergulir,sekarang kita telah berada di lautan 2011,lautan yang penuh tantangan dan petualangan

Waktu tidak boleh membuat kita menyerah,sebagai siswa Smantree kita harus melewati tahun ini sebagai tahun penuh prestasi bagi sekolah yang kita cintai........

Kita yakin,kebersamaan akan mampu membawa kita kepada kesuksesan....

Hidup sma 3....... Selengkapnya...

Kemah Bakti Siswa SMA N 3 Batusangkar (Program Keunggulan) Tanah Datar di Nagari Gurun Kec. SUngai Tarab Tahun 2010





Kepala SMA N 3 Batusangkar, Drs.Masrizal Boer, bersama Camat Sungai Tarab,
beserta rombongan lagi menikmati pertunjukan Silat Klosal dan Instrumen Musik Talempong



SMA N 3 Batusangkar (Program Layanan Keunggulan) Tanah Datar adakan KBS (Kemah Bakti Siswa) pada 8-10 Januari 2010, yang bertempat di Jorong Sitakuak, Nagari Gurun, Kec.Sungai Tarab,Tanah Datar. KBS kali ini dalam rangka peringatan hari ulang tahun sekolah yang ke-4.
Tiap setahun sekali kegiatan ini selalu diadakan yang diikuti oleh seluruh warga sekolah, siswa, guru dan pegawai sekolah. Lain dari pada yang lain, KBS SMA N 3 yang dikenal dengan SMA Unggul itu dibuka dengan penampilan Silat Klosal (massal) dengan aliran Kumango yang melibatkan seluruh anak kelas XI dengan jumlah 70 orang, karena SMA Unggul ini hanya menampung 3 lokal tiap kelasnya, yang terdiri dari siswa-siswa pilihan. Silat Klosal ini dilakukan dengan menampilkan jurus tunggal, berbagai tangkisan dan tangkapan serta laga ganda yang dimainkan oleh empat orang di hadapan penonton dan warga Sitakuak yang ramai menghadiri pertunjukan itu, tutur Edi Maizul,pembina Osis yang didampingi Don Arpin, guru silat SMA 3.




Para Pesilat SMA N 3 Batusangkar
saat KBS di lapangan bola Sitakuak, Sungai Tarab, Tanah Datar



KBS (Kemah Bakti Siswa) ini bertujuan untuk merealisasikan jiwa pramuka pada siswa, agar dapat bersosialisasi dengan masyarakat dan alam sekitar. Karena pada saat sekarang ini, pada umumnya sekolah hanya menempa dan mendidik siswa tentang ilmu-ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun falsafat minangkabau kita, yaitu : Alam Takambang Jadi Guru, tak lagi terlaksana. Padahal belajar dari alam akan mendidik siswa untuk bersikap arif dan bijaksana, sedangkan belajar di sekolah pada umumnya hanya membuat siswa cerdas semata. Orang Minangkabau haruslah arif dan bijaksana. Orang cerdas belum tentu ia arif, sedangkan orang yang arif adalah orang yang tidak hanya cerdas diwaktu lapang, tapi juga cerdas di waktu sempit. Ungkap Masrizal Boer, yang menjabat sebagai kepala SMA Unggul ini.
Rencananya yang membuka acara ini adalah bupati Tanah Datar, namun bersamaan dengan kedatangan pengakap Malaysia ke Batusangkar, acara KBS dibuka oleh Camat Sungai Tarab yang akrab di sapa dengan Buk Ita. Yang juga dihadira oleh Wali Nagari Gurun, dan Wali Jorong Sitakuak. Selain itu atraksi instrumen musik talempong pun juga ikut ditampilkan dengan berbagai nyanyian tradisional yang membuat warga Sungai Tarab terkagum-kagum dan menggugah hati semua orang, termasuk unsur pemerintahan dari Camat Sungai Tarab yang hadir pada saat pembukaan itu.. Skill dari Okky Warman dan kawan-kawan siswa kelas XI.IA.2 ini membuat warga mengguyuni lapangan bola Sitakuak, Sungai tarab. Okky juga akan mengikuti pertukaran pelajar ke Amerika, bersama seorang teman lainnya, Roni Saputra yang juga dari kelas XI.IA.2, insya allah, kata Editiwarman, ketua panitia KBS ini.







Pemberian buah coklat dari kepala SMA N 3 Bsk kepada Camat Sungai Tarab,
yang selanjutnya diserahkan pada wali Jorong Sitakuak, Sungai Tarab, Tanah Datar


Sesuai dengan namanya Kemah Bakti Siswa, pada acara kali ini kami akan melakukan bakti pada masyarakat, khususnya di Jorong Sitakuak, Kec. Sungai Tarab, Tanah Datar. Kegiatan yang dilakukan diantaranya : Penanaman buah coklat, pengenalan lagu-lagu pramuka pada siswa SD yang ada di sekitar lokasi perkemahan, mencat dinding
halaman mesjid, pembenahan tempat pemandian umum dan lain-lainnya. Kegiatan ini merupakan bentuk pengabdian siswa kepada masyarakat dan alam sekitarnya, tambah Martalius, pembina pramuka SMA N 3 yang aktif mengembangkan pramuka di sekolah ini. (Wildan Rasyid) Selengkapnya...

Mengoptimalkan Potensi Otak Untuk Pendidikan

Salah satu bagian tubuh yang paling penting dan sangat berharga dan bisa mengubah dunia adalah otak. Yahya Muhaimin (dalam Taufik Pasiak, 2004) mengatakan bahwa kemapuan otak merupakan potensi yang memungkinkan seseorang dalam mengembangkan diri untuk menjadi makhluk menuju eksistensi (wujud) yang sempurna di dunia ini. Dengan memggunakan otak maka seseorang akan mampu menghasilkan tiga macam bentuk fikiran, yaitu rasio-intuitif, emosional, dan fikiran spiritual.

Namun untuk membuat pemilik otak itu sebagai manusia yang berarti/berguna atau sebagai manusia yang kurang berguna bagi manusia lain adalah bagaimana ia memanfaatkan otaknya. Konsep manusia yang berguna menurut agama adalah “khairunnas anfahum linnas”, manusia yang baik adalah manusia yang berguna bagi orang lain. Agar bisa berguna bagi manusia lain, maka seharusnya kita mengoptimalkan penggunaan fungsi otak. Otak yang tidak dirangsang secara optimal tentu tidak akan membuat pemilik otak tersebut menjadi makhluk yang sempurna.

Namun ada kecendrungan sebagian masyarakat dan orang tua yang terlalu menganggungkan kecerdasan otak semata. Banyak orangtua yang tidak henti-hentinya memuji anak kalau kebetulan mempunyai anak yang cerdas, namun emosional dan spiritualnya kurang cerdas- kurang pergaulan dan kurang pula pengamalan agamanya, “wah percuma si Abton itu cerdas, tapi kuper- kurang pergaulan- dan sholat serta puasanya bolong- bolong”. Kita tidak akan menjadi manusia yang beradab kalau hanya menggunakan rasional- kecerdasan otak- dan mengabaikan unsur emosional dan spiritual.

Hampir semua orangtua tahu bahwa anak dengan otak yang terlatih dan terdidik, tanpa mengabaikan kualitas emosional dan spiritual, akan mampu membuat mereka menjadi bahagia, cerdas dan berakhlak. Tentu saja ini diperoleh oleh anak yang memiliki otak yang berkualitas dan pengembangan emosional dan spiritual yang mantap. Untuk mendapatkan generasi yang demikian maka orangtua, sekali lagi, perlu untuk membantu pengoptimalan penggunaan dan pertumbuhan otak anak sejak dini dan sampai remaja seperti memberi mereka makanan yang bergizi, memberi latihan dan pendidikan, memperkaya anak dengan informasi dan memperkaya pengalaman mereka.

Agar anak bisa menjadi cerdas maka orang tua, guru, baby sitter dan para pengasuh anak memiliki peran penting dalam mengembangkan potensi otak mereka. Cara-cara pengembangan potensi otak yang dapat dilakukan adalah melalui pembinaan bahasa anak, memberikan mereka kesempatan untuk memiliki kegiatan dan melibatkan mereka dalam kegiatan sosial. Taufik Pasiak (2004) mengatakan bahwa bahasa, latihan, pendidikan, pergaulan/sosial merupakan sarana untuk mengoptimalkan potensi otak kita.

Bahasa memungkinkan kita dalam merumuskan pengalaman mental. Apa yang kita lihat, dengar dan rasakan , atau apa yang diserap oleh indera, dialami oleh pengalaman hidup akan dapat diekspresikan melalui bahasa. Orang tua yang terbiasa membelenggu perkembangan dan pertumbuhan anak dengan cara banyak melarang untuk berbuat “anak tidak boleh melompat-lompat, tidak boleh memajat, mendorong, berlari, tidak boleh main air, tidak boleh main api, dan perbuatan serba melarang lainnya” berpotensi menciptakan anak menjadi manja dan miskin dengan pengalaman hidup. Sejak kecil otak mereka tidak berkembang secara optimal.

Mengisolasi seseorang untuk berbicara sejak bayi bisa membuat dia mengalami gangguan jiwa. Namun secara tidak sengaja ditemukan bahwa cukup banyak orang tua yang enggan mengajak bayi untuk ngobrol. Apa yang mereka lakukan adalah cuma menggendong tanpa berkata-kata. Kemudian cukup banyak orang tua yang juga egois dan malas untuk mengajak anggota keluarga/ anak-anak untuk bercengkerama. Mereka cuma sibuk dan tenggelam dalam urusan pribadi dan bisnis. Orang tua yang demikian juga berpotensi dalam menghancurkan perkembangan otak anak mereka sendiri.

Orang tua dan guru perlu tahu bahwa anak belajar bahasa lewat bermain. Proses belajar dalam bentuk “learning by doing, learning by playing, dan learning by using game” sangat bermanfaat dalam mengembangkan kecerdasan anak. Selanjutnya bahwa dalam merangsang pertumbuhan dan perkembangan otak, maka anak dan juga pelajar sangat membutuhkan sentuhan kasih sayang dari guru dan orang tua, makanan bergizi, dan lingkungan yang kaya dengan rangsangan (aktifitas yang edukatif).

Lingkungan belajar yang kaya dengan rangsangan atau suasana yang penuh emosional/ kehangatan dan aktifitas yang edukatif adalah kunci bagi perkembangan otak anak. Pelajaran akan mudah diingat jika melibatkan kehangatan emosional. Orang bijak mengatakan bahwa otak dan otot bersandar dekat orang yang banyak gerak (banyak aktifitas) dan pengalaman hidup. Maka betapa pengaruh pengalaman hidup (melalui banyak aktifitas) akan membuat seseorang menjadi lebih cerdas. Dengan kata lain bahwa orang yang miskin dengan pengalaman positif adalah orang yang paling miskin dalam hidupnya.

Kegiatan bersosialisasi juga mampu untuk membuat anak/ seseorang mejadi cerdas. Ada beberapa bentuk kegiatan bersosial seperti melakukan ngobrol, membuat catatan harian, mengikuti organisasi, bermain dan melakukan plesiran atau rekreasi.

Mengobrol dilakukan untuk menguatkan silaturrahmi atau human relation. Menulis catatan harian bermanfaat untuk introspeksi diri. Mengikuti kegiatan organisasi berguna dalam mencari teman, melatih manajerial, dan mengelola konflik. Aktifitas bermain juga berguna untuk membuat dunia ini ceria, maka pilihlah permainan untuk anak yang memiliki dimensi motorik, sensorik, kognitif dan kehangatan emosional. Kemudian, mengikuti kegiatan rekreasi seperti outbond training yaitu kegitan yang memadukan olah raga dan bersantai di alam bebas sangat berguna untuk kesehatan rohani, jasmani dan mempererat hubungan sosial.

Untuk meningkatkan potensi otak agar anak bisa menjadi cerdas, ditentukan pula oleh kapasitas ingatan, jumlah informasi dan kualitas pendidikan anak. Markowitz (2002) dalam bukunya “otak sejuta gigabyte: buku pintar membangun ingatan super” juga membahas tentang proses ingatan, mengelola informasi, dan strategi untuk sukses di sekolah.

Proses berkomunikasi orangtua dan anak di rumah dan proses belajar mengajar (PBM) oleh guru dan murid di sekolah seharusnya bersifat interaktif atau hubungan timbal balik- komunikasi dua arah. Pola pembelajaran yang interaktif adalah juga cara yang tepat untuk meningkatkan system ingatan. Orang tua dan guru seharusnya juga sering berbagi cerita atau kisah nyata, karena kisah nyata juga bisa membantu anak dalam mengelola emosi dan untuk meningkatkan proses ingatan mereka.

Ingatan seseorang memberikan rujukan pada masa lalu dan prediksi untuk masa yang akan datang. Ingatan yang menyentuh emosi, penuh kehangatan atau penuh trauma, umumnya tersimpan untuk waktu yang lama. Semua pengalaman yang dilalui dan dimiliki oleh seseorang akan tersimpan dalam otak dan dengan pengulangan, pengistirahatan serta sentuhan emosi, maka ingatan yang kuat akan terbentuk.

Ingatan anak akan tumbuh karena seringnya pemakaian dan semakin banyaknya anak belajar. Untuk itu anak perlu dikondisikan agar terbiasa belajar dengan teratur dan frekuensi yang tinggi, menjadikan belajar sebagai kebutuhan hidup anak. Ada beberapa strategi untuk mengingat informasi yang penting yaitu seperti menumbuhkan skap ingin tahu, pengamatan yang cermat seperti banyak mengamati, banyak mendengar, dan banyak memikirkan. Maka dengan melakukan cara-cara yang demikian ingatan anak/ kita bisa makin kuat.

Guru dan siswa, demikian pula orang tua dan anak, perlu tahu bahwa pertumbuhan kecerdasan otak akan lebih optimal bila tahu cara mengelolanya. Pengelolaan atau manajemen intelektual yang perlu untuk dilakukan adalah seperti:

1. Jangan suka menunda waktu, lakukan sekarang juga. Seperti ungkapan yang mengatakan bahwa “don’t wait till tomorrow, do what you can do”, jangan tunggu sampai besok, kerjakan apa yang dapat dikerjakan hari ini.
2. Bersikap rileks, hindari stress, dan lakukan cukup istirahat tapi jangan terlalu banyak istirahat atau kurang istirahat.
3. Kita perlu mengembangan keterampilan mengamati atau observational skill.
4. Biasakan melakukan kegiatan menulis dan mencatat.
5. Banyak minum air putih, mengkonsmsi buah segar dan sayur dan melakukan olah raga. Kegiatan ini demi untuk mensuplai oksigen (O2) dan kelancaran sirkulasi darah dalam tubuh.
6. Kita juga harus sering mencari perubahan suasana, seperti pergi ke tempat baru, menambah teman baru, mencari hobi positif yang baru, membaca hal-hal yang baru, dan lain-lain.
7. Potensi otak juga bisa meningkat melalui cara kita belajar. Kita dan anak harus mengenal cara-cara belajar yang tepat.

Beberapa strategi agar sukses dalam belajar adalah sebagai berikut:

1. Belajar secara rileks
2. Cukup tidur
3. Banyak minum air, agar darah dan otak kaya dengan oksigen.
4. Cukup olah raga, agar darah lancer beredar.
5. Menjaga kosentrasi dan meningkatkan pengamatan
6. Belajar dan selang selingi dengan istirahat, ibarat berlari sejauh 15 km tentu musti ada lari, istirahat dan lari. Istirahat diperlukan untuk mengembalikan stamina tubuh.
7. Gunakan catatan dan tempelan-tempelan pada dinding
8. Belajarlah di ruangan yang nyaman dan segar. Sekali lagi bahwa dalam mengoptimalkan potensi otak demi untuk pendidikan, maka pemilik otak itu harus memperhatikan pertumbuhan dan pengembangan otak mereka. Namun yang bertanggung jawab dalam pertumbuhan dan perkembangan otak mereka dalah orang tua, guru, pengasuh, masyarakat dan pemerintah. Yang diperlukan untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan otak mereka adalah, memperkaya pengalaman hidup mereka (anak), memberi pendidikan dan pengalaman hidup, memberi makanan dan minumab yang bergizi, cukup gerak badan dan istirahat. Dan hal lain yang juga penting adalah memberi model dan sentuhan kasih sayang. Kemudian yang perlu dihindari karena bisa membelenggu pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan anak/ siswa adalah kebiasaan yang asal serba melarang, terlalu suka campur tangan dan serba membatu. Akhirul kalam bahwa untuk mendapatkan generasi yang cerdas dan punya akhlak memang ditentukan oleh sentuhan dan peran orangtua, guru, masyarakat dan pemerintah.
9. Suasana Pendidikan Di Rumah Yang Hiruk Pikuk

Program Parenting

Parenting adalah program yang dilaksanakan oleh lembaga sosial untuk mempersiapkan para pemuda dan pemudi untuk menjadi orang tua. Pesertanya adalah orang-orang yang berusia muda yang ikhlas mempersiapkan diri untuk menjadi orang tua karena sudah punya niat/ rencana untuk menikah dan mendirikan rumah tangga yang bahagia. Kelak bila mereka melangsungkan pernikahan dan memilki anak-anak, diharapkan bisa membina rumah tangga yang bahagia.

Di negara-negara maju banyak organisasi sosial yang menyelenggarakan program parenting dan banyak calon-calon orang tua yang berpatisipasi dalamnya, sehingga mereka bisa menjadi orang tua yang bertanggung jawab dan berkualitas. Namun di negara-negara yang Sumber Daya Manusia (SDM) belum begitu membanggakan, dan termasuk negara Indonesia, maka program parenting belum begitu popular. Kecuali program parenting swakarsa yang dilakukan oleh segelintir orang lewat otodidak atau belajar sendiri dengan membaca buku, majalah, kliping artikel dan mengikuti seminar. Untunglah ada program screening diberikan oleh Kantor Urusan Agama (KUA) yang wajib diikuti oleh sepasang pengantin sebelum menyelenggarakan ritual akad nikah dan pesta perkawinan.

Kegiatan skrining (screening) yang diberikan oleh petugas nikah, wali hakim, dari Kantor Urusan Agama (KUA) dapat dipandang sebagai kegitan parenting dalam bentuk crash program (program cepat) menjadi orang tua yang mengerti tentang peran orang tua. Tapi apakah hasil screening bisa tahan lama terhadap pasangan pengantin ? Screening yang diberikan oleh petugas nikah dari kantor KUA hanya bersifat formalitas. Hanya calon orang tua yang mantap ilmu dan amalnya yang mampu mengamalkan pesan-pesan dari kegiatan screening tadi. Sementara itu bagi calon suami istri/ calon orang tua yang miskin ilmu agama, ilmu pendidikan dan miskin wawasan, kegiatan screening atau parenting ala kantor KUA cendrung bersifat “masuk telinga kiri –keluar telinga kanan” atau garbage in- garbage out. Kenapa demikian ? Ya cukup banyak mereka yang telah mengikuti screening dan pernikahan , punya anak setelah itu, mereka bingung apa yang akan diperbuat sebagai orang tua. Sehingga mereka membina rumah tangga dengan cara meraba-raba atau meniru prilaku generasi sebelumnya. Untung kalau yang ditiru itu sesuai dengan konsep ilmu pendidikan dan norma hidup- jauh dari unsur kekerasan dan kezaliman (bersikap sadis terhadap anggota keluarga dan gemar dengan kata-kata penuh carut marut).

Fenomena dalam masyarakat bahwa cukup banyak orang tua yang kurang mengerti dengan konsep parenting- bagaimana menjadi orang tua yang ideal bagi keluarga. Banyak orang tua yang mendidik dan membesarkan anak dengan “konsep coba-coba” atau trial and error, sehingga berpotensi melahirkan generasi penuh ragu-ragu dan mental yang mudah terombang ambing (plin-plan). Bila mendidik dan membina keluarga tanpa persiapan diri- tanpa memiliki ilmu pengetahuan, maka hasilnya adalah akan lahir generasi yang kurang mengenal potensi diri dan kurang tahu/ gamang menghadapi masa depan.

Visi Keluarga Kontra Dengan Misi Keluarga

Visi (atau pandangan) dapat diartikan sebagai arah atau tujuan ke depan. Misi adalah strategi atau langkag-langkah untuk mewujudkan visi tadi. Kalau begitu, visi keluarga dapat diartikan sebagai tujuan yang hendak dicapai oleh ayah dan ibu dalam membina rumah tangga mereka. Ayah dan ibu perlu bekerja sama untuk menerapkan strategi untuk menuju rumah tangga yang bahagia sebagai harapan atau visi orang tua secara umum.

Begitu seorang bayi lahir ke dunia, maka saat itu eksistensi sebuah keluarga terasa makin utuh. Visi keluarga yang terselib dalam hati atau yang terucap dalam lisan sungguh sangat mulia dan sempurna; “kami ingin rumah tangga ini menjadi rumah tangga yang damai dan harmonis”. Yang lain ingin memiliki anak yang yang sehat, cerdas dan sholeh. Dalam koridor agama Islam, semua pemeluk Islam ingin memiliki rumah tangga yang bahagia di dunia dan bahagia di akhirat, atau memiliki keluarga yang “mawadah wa rahmah”, keluarga bahagia dan penuh dengan rahmat.

Seperti yang telah dijelaskan tadi bahwa untuk mendapatkan rumah tangga yang bahagia dan penuh rahmat, maka diperlukan usaha dengan langkah-langkah kongkrit untuk mencapai misi keluarga. Ada beberapa fokus yang perlu jadi prioritas dalam menciptakan suatu keluarga yang bahagia dan rahmah yaitu memperoleh pendidikan yang berkualitas, kesehatan yang berkualitas, pergaulan dan bentuk aktifitas keluarga yang juga berkualitas. Namun, sekali lagi, sebahagian rumah tangga cendrung tanpa konsep, salah konsep atau meraba-raba dalam bertindak- in action.

Pendidikan keluarga merupakan unsur pertama yang perlu untuk diperhatikan setiap keluarga. Ada beberapa versi orang tua dalam mendidik anak. Ada orang tua yang tidak mengenal tentang cara mendidik. Yang mereka lakukan cuma meniru apa-apa yang diperbuat oleh generasi sebelumnya. Ada yang cuma menyerahkan urusan pendidikan pada instansi sekolah, surau/ mesjid atau lembaga sosial lainnya. Ada pula yang cukup peduli dalam mendidik anak, tapi cuma sampai pendidikan anak di PAUD (pendidikan anak usia dini), TK dan di SD kelas satu atau kelas dua. Selanjutnya mereka tidak mau tahu lagi atau berhenti mengikuti perkembangan pendidikan anak dari kelas tiga SD, terus ke tingkat SLTP,dan SLTA apalagi untuk tingkat perguruan tinggi.

Pintarnya orang tua stelah itu hanya sebatas meyuruh, melarang dan berteriak-teriak “belajar lah naaaak…, jangan main-main… buat PR….jangan merokok…baca buku….!!!”. Selanjutnya dorongan orang tua cuma sebatas berharap “usahakan juara satu… usahakan nilai mu seratus….!!”. Harapan orang tua ini tidak salah namun kalau orng tua ikut berbangga bahwa anak jadi juara lewat usaha yang penuh kepalsuan, juara lewat contekan atau juara kelas karena (factor) berkenalan dengan guru di sekolah anak. Maka tumbuhlah anak jadi generasi cerdas yang penuh bohong. Dalam mendidik yang perlu diperhatikan oleh orang tua adalah bagaimana agar anak selalu aktif dalam proses belajar dengan penuh kesadaran dan kemandirian, walaupun mereka tidak begitu juara di kelas, namun juara bukan karena rekayasa.

Kesehatan keluarga merupakan prasyarat yang lain untuk mendapatkan keluarga bahagia. Masalahnya sekarang bahwa banyak keluarga yang gemar memupuk gizi anak dengan makanan dan minuman yang bersifat cepat saji (fast food and fast drink), makanan yang yang kaya dengan kandungan kolesterol, zat-zat additive, zat-zat pewarna dan zat-zat kimia yang berpotensi untuk mempersingkat umur dan penyakit degeratif (proses merosotnya kesehatan) lainnya dan bahan bahan penyedap lainnya.

Mengkonsumsi makanan dan minuman yang tidak sehat yang dibungkus dengan kemasan dan label, tampaknya sudah menjadi gaya masyarakat kita. Rasanya tidak gaul dan tidak moderen kalau berpergian membawa “pisang goreng, godok ubi, kue lapis, onde-onde, kue lopi dan penganan lain yang lebih alami”. Makanan dan minuman yang dibawa bila naik mobil dan kendaraan lain adalah makanan dan minuman yang dibungkus kemasan plastic, berlabel, kaya dengan zat. Begitu selesai dikonsumsi maka dengan seenak isi perut dilemparkan saja ke jalan raya.

Ada jutaan orang yang melemparkan bungkus makanan dan minuman setiap saat sepanjang hari. Coba lihat jalan-jalan raya di kota dan di propinsi kita, kotornya sudah luar biasa. Pemuka masyarakat, pemuka agama, tokoh intelektual dan sampai kepada professor sudah terbaisa melihat pemandangan yang demikian. Kenapa sampai saat ini belum ada seruan agar “pemilik mobil melengkapi mobil dengan tong sampah “ atau “yang membuang sampah lewat jendela mobil akan kena denda”. Ini mungkin lebih efektif dalam menjaga kebersihan jalan raya. Atau kurangi saja kuota penerimaan CPNS andai kelak mereka Cuma cenderung menjadi PNS yang senang makan gaji buta, dialihkan saja untuk merekrut pasukan kuning (petugas kebersihan) untuk kebersihan jalan raya di luar kota.
Sangat mengkhawatirkan dan memalukan karena volume sampah bungkus makanan dan minuman di sepanjang jalan jalan propinsi hingga jalan kecamatan, sudah berlipat ganda. Sementara untuk memungut sampah tersebut entah siapa yang bertanggung jawab. Kepala pemerintah, tokoh spiritual dan intelektual entah peduli dengan fenomena jelek ini entah tidak. Apakah ada kecendrungan Indonesia menjadi republik penuh sampah ?. Undang-undang tentang kebersihan lingkungan perlu untuk melibatkan pemilik kendaran agar peduli terhadap kebersihan jalan raya dan ikut memberikan sanksi atas kejahatan, mengotori lingkungan ini.

Tentang kebutuhan hiburan keluarga, banyak orang tua yang berfikir bahwa melengkapi rumah dengan sarana hiburan sebagai usaha membuat warga rumah menjadi bahagia dan terhibur. Banyak ayah dan ibu menjanjikan fasilitas hiburan sebagai rewad. “Kalau kamu juara kelas, papa belikan play station…. Kalau kamu jago dalam ujian mama belikan HP kamera….. kalau kamu suka membuat PR nanti om belikan TV 24 inch”. Reward seperti ini tidak salah bila bisa effektif untuk menggenjot minat dan motivasi belajar anak.

Fenomena Rumah Tangga

Fenomena di lapangan bahwa banyak orangtua sangat peduli membeli produk elektronik buat sarana hiburan keluarga meskipun harganya demikian mahal seperti TV berwarna ukuran jumbo, VCD player, antene parabola, loud speaker dengan beat keras, play station, sampai kepada sarana hiburan berukuran kecil seperti HP kamera, TV portable, MP3, dan jenis jenis digital elektronik yang lain. Yang jadi masalah atas fasilitas hiburan ini adalah apakah orang tua dan anak tahu atau tidak tentang aturan menggunakan alat-alat hiburan ini.

Sekarang yang terpantau pada banyak rumah adalah bahwa semua fasilitas hiburan ini hidup sepanjang waktu sehingga membuat suasana rumah jadi hiruk pikuk. Sering gangguan suara dan tayangan hiburan mengganggu acara kebersamaan keluarga. Kini dipertanyakan bahwa apakah masih ada acara kebersamaan yang cukup menyentuh untuk makan bersama, dan shalat berjamaah. Yang ada cuma duduk bersama sambil menonton presenter, artis, iklan dan konten hiburan yang banyak mengandung hura-hura, kekerasan, percekcokan dan miskin nilai sopan santun/ nilai moral.
Sekali lagi, bahwa banyak rumah tangga sekarang gara-gara diisi oleh berbagai fasilitas hiburan telah menjadi hiruk pikuk. Hiruk pikuk oleh suara presenter dan iklan dari stasiun TV, dentuman musik dari speaker pada belahan rumah yang lain. Anak-anak ABG (Anak Baru Gede= remaja) yang sengaja menyisipkan headset loudspeaker MP3 telah membuat lobang telinga mereka juga menjadi hingar bingar, ini berpotensi membuat mereka tidak kenal lagi bagaimana cara berbicara dan berbahasa yang santun dan lemah lembut pada orang lain. Beginilah orang tua sekarang yang membesarkan dan mendidik anak-anak mereka dengan penuh kegaduhan dan suara yang hiruk pikuk.

Ada suatu keluarga yang tiba-tiba memperoleh tambahan bayi baru dan membesarkannya dalam rumah yang penuh suara fasilitas hiburan yang tak terkontrol. Sang bayi menangis dan resah sepanjang waktu sehingga membuat orang tua sangat cemas. Dokter mengatakan bahwa si bayi cukup sehat dan yang membuat bayi resah dan rewel adalah karena sejak kelahirannya “telinganya yang sensitif terganggu oleh kondisi suara yang penuh dengan suasana yang hiruk pikuk tersebut”. Suasana menjadi semakin parah manakala setiap anggota keluarga berbicara dengan volume suara keras untuk mengalahkan suara elektronik dan akhirnya berbicara dengan suara lembut dan santun sudah menjadi sesuatu yang mahal.

Suasana pendidikan di rumah dengan suasana yang hiruk pikuk agaknya dapat ditemukan pada puluhan, ratusan, ribuan dan malah jutaaan rumah tangga di Indonesia. Bila orang tua dan masyarakat kita masih ingin memiliki anak anak yang shaleh, santun dan cerdas, kemudia memperoleh rumah tangga yang bahagia dan penuh rahmah maka mereka perlu untuk menata diri dan rumah tangga. “Benahilah cara mendidik keluarga, benahi cara mengkonsumsi fasilitas hiburan agar tidak mengganggu proses pendidikan, pertumbuhan dan perkembangan keluarga”. Seperti kata ungkapan “better late than never”, biarlah terlambat dari pada tidak pernah melakukan penataan pada pendidikan keluarga sama sekali.

By: marjohan Usman M.Pd
dikutip dari: http://sman3batusangkar.sch.id/mengoptimalkan-potensi-otak-untuk-pendidikan/
Selengkapnya...